Suara mesin adalah identitas sejati sebuah supercar, dan elemen kuncinya terletak pada teknologi knalpot yang canggih. Sistem pembuangan pada mobil performa tinggi tidak hanya bertugas mengeluarkan gas buang, tetapi juga berperan sebagai instrumen musik yang dirancang secara presisi untuk mengamplifikasi melodi mesin, menciptakan crescendo yang menggugah, sekaligus mengendalikan tekanan balik (back pressure) yang vital bagi output tenaga. Supercar modern menghadapi tantangan unik: harus mematuhi regulasi kebisingan yang semakin ketat, namun tetap harus memberikan pengalaman audio yang dramatis kepada pengemudi. Keseimbangan inilah yang mendorong inovasi material dan rekayasa akustik yang luar biasa.
Inti dari teknologi knalpot ini adalah penggunaan sistem katup variabel (valved exhaust system). Katup-katup yang dikendalikan secara elektronik ini ditempatkan strategis di dalam sistem muffler. Pada mode berkendara normal atau “Comfort,” katup akan tertutup, memaksa gas buang melalui peredam suara (muffler) yang kompleks, sehingga menghasilkan tingkat kebisingan yang rendah. Namun, ketika pengemudi memilih mode “Sport” atau “Track,” katup terbuka lebar. Gas buang kemudian melewati jalur yang lebih lurus, bypass, yang hampir tidak diredam, melepaskan suara mesin V8, V10, atau V12 yang menggelegar ke lingkungan. Mekanisme ini memungkinkan supercar menjadi ‘dua mobil dalam satu’: tenang untuk kota, buas untuk lintasan.
Pemilihan material juga merupakan bagian penting dari teknologi knalpot. Untuk menahan suhu tinggi yang dihasilkan oleh mesin berperforma ekstrem (yang dapat mencapai 900∘C atau lebih), banyak sistem knalpot high-end dibuat dari bahan eksotis seperti Inconel atau titanium. Inconel, paduan nikel-kromium yang sering digunakan dalam industri antariksa dan Formula 1, sangat ringan dan memiliki ketahanan termal yang jauh lebih unggul dibandingkan baja stainless biasa. Penggunaan material ringan ini berkontribusi pada pengurangan bobot total mobil, sejalan dengan filosofi desain supercar.
Namun, inovasi ini terus berbenturan dengan regulasi lingkungan dan kebisingan yang semakin ketat. Misalnya, Uni Eropa telah menetapkan batasan kebisingan yang sangat spesifik, memaksa pabrikan harus berinovasi agar suara mesin yang diinginkan tetap terdengar oleh pengemudi tanpa melanggar batas desibel eksternal. Sebagai contoh konkret, pada 12 Mei 2025, otoritas transportasi di Bavaria, Jerman, secara resmi memperketat pengawasan terhadap tingkat desibel knalpot kendaraan di atas 85 dB di beberapa jalan raya tertentu. Untuk mengatasi hal ini, beberapa pabrikan supercar menggunakan resonansi akustik di dalam kabin untuk ‘memainkan’ frekuensi suara mesin yang diinginkan melalui speaker atau tabung suara langsung, menciptakan pengalaman yang intens bagi penumpang sambil memastikan teknologi knalpot di luar tetap patuh terhadap hukum. Dengan demikian, sistem knalpot adalah komponen rekayasa yang menggabungkan fisika, seni, dan kepatuhan regulasi.